Sabtu, 27 Februari 2010

Web 2.0 Technology, Statistic, Models, Business, and Future

Pada era ini, sebagian masyarakat dunia pasti pernah menggunakan internet. Dan di dalam internet kita pasti akan menemukan apa itu web.
WEB

Web adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI).
Cara kerja web
Sebuah halaman Web diakses dengan cara menuliskan URLnya atau mengikuti link yang menuju kepadanya, menggunakan browser Web
§ URL menunjukkan lokasi dokumen yang dikelola oleh sebuah server Web
§ URL diubah menjadi alamat IP server Web ybs
§ Browser kemudian mengirimkan request http ke server Web
§ Server Web akan menjawab dengan memberikan dokumen yang diminta, dalam format HTML

Saat ini web telah banyak mengalami regenerasi yaitu WEB 1.0 , WEB 2.0, dan WEB 3.0.
Kali ini saya akan memberikan esensi esensi dari masing masing WEB 1.0 , WEB 2.0, dan WEB 3.0. dan kita akan membuat perbandingannya. Berikut akan saya jelaskan berdasarkan kutipan dari http://iffed.wordpress.com/2009/03/19/teknologi-web/ dan http://cenggiap.net/?p=40 .

WEB 1.0
Web 1.0 adalah generasi pertama dari website di internet. Pada tipe ini pengunjung hanya dapat membaca konten yang ada di website tersebut. Contohnya membaca berita. Jadi web tipe ini terlihat seperti papan pengumuman di dunia maya. Seluruh konten yang menghiasi web itu sepenuhnya berada di tangan admin. Web 1.0 secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif . Sifat web 1.0 adalah read.

Web 2.0
Web 2.0 merupakan istilah yang dicetuskan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004, untuk mendefinisikan generasi baru layanan berbasis web, yang menitikberatkan pada kolaborasi online antar penggunanya.
Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut”
Web 2.0 merupakan pengembangan dari web 1.0. Tidak seperti web 1.0 yang penggunanya hanya dapat membaca konten yang ada di web itu. Pada tipe 2.0 ini pengguna diberi kebebasan untuk memberi komentar pada konten yang terdapat di web tersebut. Didalamnya terdapat guest book, polling, komentar dan sebagainya. Era Web 2.0 ini memiliki beberapa ciri mencolok yaitu share, collaborate dan exploit . Web 2.0 hadir seiring maraknya pengguna blog, Friendster, Myspace, Youtube dan Fickr. Jadi disini kehidupan sosial di dunia maya benar-benar terasa. Era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang menghapuskan sifat-sifat individu.
Ciri – Ciri Web 2.0
1. Rich User Interface
Web 2.0 mempunyai interface yang mirip dengan aplikasi desktop. Contohnya saja Yahoo! Mail yang mirip Outlook Express, atau Meebo yang membuat Yahoo! Messenger berbasis web. Untuk membuat website seperti aplikasi desktop, pada Web 2.0 mengimplimentasikan AJAX untuk mengirim dan request data ke server. AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, JavaScript, dan XML merupakan sesuatu yang mempunyai peranan sangat penting dalam pengembangan Web 2.0. Dengan AJAX banyak sekali inovasi-inovasi baru bermunculan semakin menambah kemudahan dan kecepatan dalam mengakses sebuah web. Kecepatan disini dapat diartikan karena kemudahannya dalam menampilkan data. Hanya bagian-bagian tertentu saja yang diminta oleh user yang ditampilkan, tanpa harus me-load seluruh halaman.
2. Partipasi User
Dalam Web 2.0 partisipasi user sangat di tonjolkan. Contohnya saja Flickr dan Wikipedia. Kedua situs tersebut seluruh contentnya berasal dari user dan user dapat melihat content yang dibuat oleh user lain.
3. Dynamic Content
Content dalam Web 2.0 selalu berubah atau sering diupdate. Contohnya saja Wikipedia yang contentnya selau berubah .
4. Valid Markup
Web 2.0 harus mengikuti Web Standars atau harus memiliki sintaks yang benar sesuai standar dari W3C.

Perkembangan Web Hingga Aplikasi Web 2.0
Disarikan dari: www.newmedia.web.id
WWW atau secara singkat disebut web mulanya adalah aplikasi untuk menyimpan dan menampilkan teks. Pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1989. Perkembangan teknologi terutama perkembangan sistem operasi dengan tampilan grafis membuat aplikasi untuk menampilkan web atau biasa disebut web browser juga mampu menampilkan gambar, suara, dan animasi, atau video.
Menurut Tim Berners-Lee sebenarnya tidak ada perbedaan fundamental antara “Web 1.0” dengan yang disebut “Web 2.0”. Ia menganggap Web 2.0 hanyalah jargon karena teknologinya tetap sama-sama dibangun dengan HyperText Markup Language (HTML). HTML adalah bahasa yang digunakan untuk menyusun konten suatu web.
Tim O’Reilly sebagai orang yang memperkenalkan istilah Web 2.0 sebenarnya pun tidak mengatakan bahwa Web 2.0 sama sekali berbeda. Ia mengakui bahwa Web 2.0 merupakan aplikasi berbasis web yang diperkaya oleh serangkaian aplikasi lain. Dalam artikelnya yang bersejarah dan banyak dikutip untuk menjelaskan Web 2.0 [2], ia menekankan tentang perubahan paradigma dalam menggunakan aplikasi web, yaitu:
1. Arsitektur yang memampukan partisipasi. Sebelumnya konten web hanya menayangkan tanpa diikuti aplikasi yang memungkinkan pembaca secara langsung menanggapi dan menayangkan tanggapannya. Demikian pula halaman Web 1.0 tidak mengijinkan pembaca secara langsung menayangkan konten mereka sendiri.
2. Mengumpulkan kekayaan intelektual bersama. Pembaca yang menanggapi artikel dan menyumbangkan artikel tanpa harus tahu pemrograman HTML menjadikan semakin banyaknya konten yang bermanfaat jika dikumpulkan. Google, Yahoo, Flickr, Youtube, dan Wikipedia merupakan perusahaan-perusahaan yang awalnya kecil menjadi sangat besar dari mengumpulkan konten yang ada di internet.
3. Pengaruh jaringan menjadikan konten suatu web yang mulanya sedikit menjadi berlipat ganda dalam waktu singkat. Ketika seseorang menayangkan artikel atau kontennya dan ditanggapi oleh orang lain yang juga mengakses konten, maka semakin banyak lalulintas pengakses. Hal itu terutama terjadi pada jaringan sosial seperti Facebook, Friendster, dan MySpace.
Pengertian Web 2.0 yang mulanya berpusat pada konsumen pembaca/pengakses secara personal berkembang dan mulai berpusat pula pada pengguna korporat. Menurut Coach Wei (2006) Web 2.0 yang berpusat pada konsumen ia sebut Consumer 2.0 berkembang menjadi Enterprise 2.0. Aplikasi Web 2.0 yang awal perkembangannya didominasi untuk memampukan pembaca berinteraksi dengan pembuat berita dan pembaca lainnya, dalam Enterprise 2.0 aplikasi tersebut digunakan untuk mendukung operasi perusahaan. Misalnya untuk kegiatan iklan dengan adanya Google Adsense dan kegiatan humas dibantu adanya blog korporat.
Bila dibandingkan antara web 1.0 dengan web 2.0 secara contoh:
Web 1.0 Web 2.0
DoubleClick -> Google AdSense
Ofoto -> Flickr
Akamai -> BitTorrent
mp3.com -> Napster
Britannica Online -> Wikipedia
Personal Websites -> Blogging
evite -> Upcoming.org dan EVDB
spekulasi nama domain -> Optimasi Search Engine
page view -> Cost per click
screen scraping -> Web services
publishing -> Participation
content management system -> Wikis
direktori (taksonomi) -> Tagging(”folksonomy”)
stickiness -> Syndication
Dapat dikatakan bahwa web 2.0 menyajikan suatu layanan web yang berpusat pada user di mana user dimudahkan untuk menggunakan berbagai layanan yang ada. Misalkan dalam hal user interface suatu situs web yang menggunakan teknologi flex (aplikasi rich internet berbasis flash dari macromedia yang sekarang adobe), lazlo(platform aplikasi flash open source) atau menggunakan ajax secara intensif seperti gmail atau google map maka situs itu bisa dikatakan merupakan situs tipe web 2.0.
Anda bisa mencoba aplikasi-aplikasi ajax atau Rich Internet Application berbasis flash pada situs-situs berikut:
http://www.gmail.com
http://www.lazlomail.com
http://map.google.com
http://mail.yahoo.com (Anda harus daftar dulu di link yang ada pada What’s New untuk mencoba versi user interface terbarunya yang sudah memanfaatkan Ajax)
Perlu anda ketahui bahwa Ajax adalah kependekan dari Asynchronous Java Script yang memungkinkan aplikasi web yang lebih interaktif dan kaya fitur sehingga menyerupai kemampuan aplikasi desktop.
Lalu pemanfaatan tag untuk pengkategorian data yang disubmit oleh user sendiri sehingga user lain dapat mencari atau menemukannya menggunakan tag-tag juga merupakan salah satu karateristik jenis web 2.0.
Contoh situs yang memanfaatkan tag-tag untuk contentnya adalah:
http://del.icio.us
http://wwww.technorati.com
http://www.digg.com
http://www.standpoint.com
http://www.askeet.com
Desentralisasi seperti Napster atau pun Bittorrent juga merupakan bagian dari teknologi web 2.0 karena tidak ada server terpusat yang melayani berbagai kebutuhan pengguna tetapi mendayagunakan komputer jaringan pengguna yang ada di dalamnya.
Publikasi artikel, berita yang sebelumnya didominasi situs resmi seperti cnn.com, news.com, atau detik.com, kompas.com untuk Indonesia, sekarang sudah mulai disaingi oleh publikasi non resmi dari perorangan atau lembaga yang tidak ada hubungannya dengan publikasi data media seperti biasanya melalui blog sehingga kadangkala informasi dari blog bisa lebih cepat atau lengkap.
Aplikasi blog ini juga merupakan bagian dari web 2.0.
Dalam aplikasi blog ini juga biasanya disediakan fasilitas sindikasi di mana kita dapat menampilkan judul berita dari sumber lain sehingga kita dapat menampilkan judul content dalam berbagai blog menggunakan aplikasi yang bisa membaca sindikasi itu, baik lewat browser web maupun aplikasi desktop. Ketersediaan sindikasi ini atau pemanfaatan sindikasi untuk menampilkan berita juga merupakan bagian dari teknologi web 2.0.
Pemanfaatan web service serta REST sebagai teknologi pendukung merupakan salah satu karakteristik web 2.0 di mana kita dapat membangun aplikasi web tanpa menyediakan atau membuat fungsi-fungsi pendukung aplikasi sendiri tetapi memanfaatkan fungsi-fungsi aplikasi yang disediakan dari web lain melalui kedua teknologi ini. Jadi misalkan anda ingin menyediakan search engine di situs Anda, maka Anda bisa membuat aplikasi yang memanggil fungsi-fungsi layanan search dari Google atau Yahoo menggunakan REST/Web Service sehingga seakan-akan aplikasi Anda dapat menyediakan layanan ini tanpa membuat fungsi search sendiri.
Pemanfaatan partisipasi user secara menyeluruh juga merupakan bagian karakteristik dari teknologi web 2.0, contohnya adalah Wikipedia di mana content dari wikipedia ini dibuat oleh banyak sekali pengunjung yang langsung dapat mengedit isi dari wikipedia sehingga wikipedia menjadi ensiklopedia dinamis yang terus bertambah isinya setiap saat sehingga dapat mengalahkan kelengkapan isi ensiklopedia lain.
Ebay, Amazon maupun Google juga merupakan situs-situs yang mempelopori web 2.0 di mana mereka memanfaatkan respon user untuk content atau layanan yang mereka sediakan.
PageRank dari Google memanfaatkan klik dari user pada hasil pencarian untuk memberikan penilaian ketepatan hasil pencarian, Ebay memanfaatkan pengguna untuk layanan jual beli melalui internet di mana penjual dapat dinilai oleh pembeli-pembelinya secara online, sedangkan Amazon merupakan situs e-commere yang memanfaatkan respons user untuk menghasilkan pencarian produk yang lebih sesuai serta memberikan informasi produk apa adanya melalui fasilitas review.
Dari berbagai uraian ini, semoga Anda dapat mengerti arti web 2.0 dan membedakan suatu situs adalah situs web 2.0 atau tidak.
Setelah Web 2.0, Kini Giliran Web 3.0
Dicuplik dari: www.netsains.com
Jika dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet ada yang namanya Web 3.0. Wow, apa pula ini? Apa bedanya dengan Web 2.0 yang sekarang sedang marak? Jangan salah, ternyata orang Indonesia juga sudah ada yang mengembangkannya.
Saat ini kita memasuki generasi kedua dari website atau disebut dengan web 2.0. Pada generasi sebelumnya yaitu web 1.0 memiliki ciri-ciri umum yang mencolok yaitu consult, surf dan search. Jadi pada jaman web 1.0 kita kebanyakan hanya sekedar mencari atau browsing untuk mendapatkan informasi tertentu.
Sosial
Kemudian hadir web 2.0 untuk menggantikan Web 1.0 dimana interaksi sosial di dunia maya sudah menjadi kebutuhan sehingga era Web 2.0 ini memiliki beberapa ciri mencolok yaitu share, collaborate dan exploit. Di era Web 2.0 sekarang, penggunaan web untuk berbagi, pertemanan, kolaborasi menjadi sesuatu yang penting. Web 2.0 hadir seiring maraknya pengguna blog, Friendster, Myspace, Youtube dan Fickr. Jadi disini kehidupan sosial di dunia maya benar-benar terasa.
Era Web 2.0 tidak membutuhkan orang jenius yang hanya berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk membuat teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal. Tapi era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang menghapuskan sifat-sifat individu.
Namun lambat laun kebiasaan dan kebutuhan orang di dunia maya selalu berubah dan bertambah. Hal ini juga sejalan dengan semakin cepatnya akses internet broadband dan teknologi komputer yang semakin canggih. Jika pada telekomunikasi sudah mulai terdengar isu era 4G, begitu juga yang terjadi pada dunia website yang juga memunculkan isu akan segera hadirnya era baru yaitu Web 3.0. Teknologi web generasi ketiga ini merupakan perkembangan lebih maju dari Web 2.0 dimana disini web seolah-olah sudah seperti kehidupan di alam nyata. Web 3.0 memiliki ciri-ciri umum seperti suggest, happen dan provide.
Jadi, disini web seolah-olah sudah seperti asisten pribadi kita. Web mulai mengerti kebutuhan kita dengan bisa memberi saran atau nasehat kita, menyediakan apa yang kita butuhkan. Dengan menggunakan teknologi 3D animasi, kita bisa membuat profil avatar yang sesuai dengan karakter, kemudian melakukan aktivitas di dunia maya seperti layaknya di dunia nyata. Kita bisa berjalan-jalan, pergi ke mall, bercakap-cakap dengan teman yang lain. Ya, Web 3.0 adalah dunia virtual kita.
Buatan Indonesia
Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju.
Apakah saat ini sudah ada website sebagai pertanda bakal masuknya era web 3.0? Ya, model web 3.0 sudah bisa dirasakan salah satunya adalah pada situs secondlife.com . Dan yang juga cukup membanggakan kita adalah, Indonesia sudah mampu untuk masuk ke dunia Web 3.0 ini dengan hadirnya lilofriends.com . Situs yang sudah mendekati model Web 3.0 asli karya anak bangsa yang dikembangkan oleh dikembangkan oleh Li’L Online Games dengan engine dari Altermyth Studio. Hmm…anak Indonesia hebat-hebat kan? Banyak lagi contoh lain karya anak bangsa berkualitas tinggi yang patut menjadi kebanggaan dan tidak kalah dengan produk buatan bangsa lain. Saatnya ayo berkarya terus memajukan Indonesia!
Web 3.0, Sebuah Bukti Inovasi Tiada Henti
disarikan dari: www.beritanet.com
Jika ingin melihat akan seperti apa perkembangan web di masa depan, maka Web 3.0 adalah jawabannya. Terobosan ini merupakan bukti bahwa teknologi World Wide Web selalu berkembang.
Dunia maya (baca: Internet) telah banyak mempengaruhi kehidupan manusia dewasa ini. Semakin banyak orang yang menggantungkan perkembangan informasinya kepada Internet, sehingga teknologi yang dipergunakan dalam pembangunan sebuah situs web pun terus berkembang. Dari era pertama web dikembangkan (Web 1.0), dimana pengunjung hanya bisa mencari (searching) dan melihat-lihat (browsing) data informasi yang ada di web, kemudian bergeser pada era pengembangan web kedua (Web 2.0) di mana pengunjung mulai dapat melakukan interaksi dengan diatur oleh sistem yang ada pada web. Jenis interaksi yang dapat dilakukan pada era kedua ini antara lain untuk saling bertukar informasi (sharing), eksploitasi informasi, dan juga pembuatan komunitas-komunitas online seperti yang marak saat ini, seperti Friendster, Multiply, YouTube, dan lain-lain. Masing masing komunitas ini mempunyai kepentingannya sendiri dalam saling bertukar data maupun informasi yang mereka himpun. Dalam era inilah sebenarnya interaksi sosial dalam dunia maya mulai dikembangkan. Dan mulai dari era ini pulalah ide untuk mengembangkan aspek sosial sebuah web mulai dipikirkan.
Aspek sosial yang dimaksud, terutama adalah aspek interaksi. Bagaimana sebuah web dapat memberikan sebuah interaksi sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pemakaianya, merupakan sebuah tantangan utama dikembangkannya versi Web 3.0 ini. Walaupun hanya bersifat virtual 3D, namun ternyata banyak yang mengharapkan perkembangan teknologi web ini dapat memenuhi kebutuhan setiap bidang informasi, bahkan setiap orang yang mengunjunginya.
Jika dianalogikan dalam kehidupan nyata, masyarakat kini ingin diperlakukan seperti seorang pengunjung butik dalam mendapatkan apa yang diinginkannya. Bukan seperti pengunjung supermarket yang dibiarkan mencari dan mendapatkan sendiri barang yang dinginkannya. Pengunjung sebuah web ingin dimengerti kemauannya oleh ‘toko’ penyedia informasi (dalam hal ini website). Inilah yang dimaksud dengan tantangan bagaimana sebuah web dapat mengerti dan membantu pengunjung dalam berinteraksi dengan semua informasi yang ada. Sehingga tak mengherankan jika kemudian ciri dari pengembangan web generasi ketiga ini adalah web yang bersifat ‘nyata’, benar-benar ada interaksi yang terjadi, kemudian dapat memberikan arahan atau ‘anjuran’ kepada pengunjung dalam mendapatkan informasi yang diharapkannya, dan tentu saja juga tetap bersifat ‘provide’ atau mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan.
Web 3.0 sendiri merupakan sebuah proyek pengembangan semantic web, yaitu sebuah sistem web yang dapat melacak setiap kaitan dari kata-kata yang terangkai, berkaitan dengan arti setiap kata yang dipakai. Tujuannya tentu saja agar web dapat menjadi media umum untuk bertukar informasi melalui dokumen-dokumen yang bahasanya dapat dimengerti oleh sistem, sehingga para pengunjung web dapat dengan mudah mencari data yang tepat atau minimal berkaitan dekat dengan apa yang kita maksud. Web 3.0 sendiri merupakan sebuah realisasi dari pengembangan sistem kecerdasan buatan (artificial intelegence) untuk menciptakan global meta data yang dapat dimengerti oleh sistem, sehingga sistem dapat mengartikan kembali data tersebut kepada pengunjung dengan baik.
Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.
Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang. Namun karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.
Kunci Perbedaan Web 2.0 dengan Web 1.0
Menurut Wikipedia, yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 sebagai berikut :
• Keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu isi di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat isi suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.
• Kemampuan Web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, dan voice seperti layaknya aplikasi desktop, bahkan berlaku seperti sistem operasi, dengan menggunakan dukungan AJAX atau berbagai plug-in (API) yang ada di internet. Hal tersebut akan merubah paradigma pengembang sofware dari distribusi produk menjadi distribusi layanan.
• Kolaborasi dan partisipasi pengguna, ikut membantu memperkuat perbedaan pada Web 2.0.
• Suatu website dapat saja memasukkan beberapa bahkan tujuh karakter Web 2.0 di dalam situs yang dibangunnya. Semakin banyak karakter yang masuk ke dalam website tersebut, suatu situs akan mendekati Web 2.0.
• Yang terpenting bukanlah klaim sebagai Web 2.0, namun mampukah dampak perkembangan tersebut menjembatani pengguna internet dengan kepentingan perusahaan, komunitas, atau pengguna Web 2.0
Perkembangan Web 2.0
Inovasi dalam dunia web semakin hari kian mengalami perkembangan yang berarti, ini dibuktikan dengan adanya Teknologi Web 2.0 yang dikembangkan sekitar tahun 2004. Walaupun sudah termasuk lama kedengarannya oleh para praktisi web, namum sebagian besar mereka masih bertanya-tanya tentang fungsi dan kegunaannya. Web 2.0 merupakan teknologi web yang menyatukan teknologi-teknologi yang dimiliki dalam membangun web. Penyatuan tersebut merupakan gabungan dari HTML, CSS, JavaScript, XML, dan tentunya AJAX.
Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Dalam perkembangannya Web 2.0 diaplikasikan sebagai bentuk penyajian halaman web yang bersifat sebagai program desktop pada umumnya seperti Windows. Fungsi-fungsi pada penerapannya sudah bersifat seperti desktop, seperti drag and drop, auto-complete, serta fungsi lainnya. Aplikasi Web 2.0 disajikan secara penuh dalam suatu web browser tanpa membutuhkan teknologi perangkat yang canggih dari sisi user. Tidak mengherankan bila suatu aplikasi (software) dapat diakses secara online tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu. Software tersebut misalnya software pengolah kata (seperti MS Word) atau software pengolah angka (seperti MS Excel).
Teknologi ke depan suatu software berbasisi web tidak lagi dijual melainkan suatu fasilitas gratis yang dapat digunakan setiap waktu. Permasalahan manajemen file juga tidak merepotkan, bahkan file dapat disimpan dan juga dapat di-sharing dengan user lain. Implementasi dari teknologi Web 2.0 dapat dilihat pada aplikasi sprearsheet pada Google yang merupakan aplikasi untuk operasi mengolah angka seperti MS Excel. Aplikasi ini dapat dilihat pada http://spreadsheets.google.com/ , tentunya aplikasi tersebut membutuhkan suatu akun Google untuk memasukinya.
Suatu web 2.0 biasanya digunakan sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software, mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan. Hasil dari pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan oleh pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan (service).

Business Models for Decentralized Online Social Networking

Sudah bukan rahasia kalau trend internet belakangan ini ada pada situs-situs yang dikategorikan sebagai Online Social Networking alias jaringan sosial di dunia maya.
Apa yang dimaksud dengan Social Network ?
Social Network atau Social Media Site atau yang disebut juga web 2,0 adalah situs yang konten atau isi situsnya berasal dari pengguna / pengunjung / anggota, bukan dari pemilik situs. Isi dari situs ini yang berasal dari pengguna berupa tulisan / artikel, video dan foto. Tujuan konten yang kita masukkan tadi bisa hanya untuk keperluan pribadi, bisa untuk dipublikasikan ke semua orang / pengunjung, dan bisa juga untuk diberikan / share ke pengunjung lainnya.
Saat ini, dengan semakin berkembangnya dunia internet dan semakin banyaknya orang yang pergi online setiap hari, maka situs social network ini juga berkembang pesat. Sampai saat ini sudah banyak sekali situs social network yang bermunculan. Setiap hari ada saja tawaran dari orang untuk join di situs social network ini. Saking banyaknya jadi bingung milihnya.
Contoh situs social network / social media site, yang memiliki high traffic, beberapa diantaranya :
Youtube, Friendster, Myspace, Facebook, Flixter, Tagged, Netlog, Hi5, Dada Net, Twitter, dan masih banyak lagi.

Banyak cara yang dilakukan oleh para pengguna online social networking, salah satunya adalah sebagai Salah Satu Media Kampanye.

Di Indonesia, pada tahun 2009 kemarin menjadi tahun yang penuh dengan agenda, khususnya agenda demokrasi. Ada dua agenda besar pada tahun 2009, yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden. Untuk Pemilu Legislatif sendiri, KPU sudah memutuskan bahwa waktu untuk melakukan kampanye Parpol sudah dimulai pada bulan Juli 2008 ini. Agenda-agenda seperti ini tak pelak akan membuat setiap partai politik dan Capres-Cawapres untuk melakukan kampanye dengan berbagai cara, tentunya dengan cara yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Dalam melakukan kampanye, mereka akan membutuhkan media. Media kampanye bisa bermacam-macam, mulai dari yang berjenis konvensional seperti dialog, arak-arakan di jalan, selebaran, stiker, buletin, dll, hingga yang memanfaatkan teknologi seperti memanfaatkan internet. Mengaca pada model kampanye yang dilakukan oleh Capres AS, Barack Obama, media internet akan menjadi media kampanye yang diperhitungkan. Apalagi sejalan dengan agenda Pemerintah RI, dalam hal ini Depkominfo, untuk menghubungkan setiap rumah dengan akses internet. Ditambah lagi dengan agenda untuk menurunkan biaya akses internet di Indonesia. Hal tersebut merupakan prospek besar untuk setiap Parpol dan Capres.

Selain menjadi media kampanye, online social networking juga dapat di jadikan sebagai media pembelajaran. Sebagai mana di kutip dari http://p4tkmatematika.org/2009/05/pemanfaatan-online-social-network-sebagai-media-pembelajaran/ . yaitu Tren pemanfaatan social network ini sebenarnya menjadi peluang yang cukup menarik untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan sebagai salah satu media pembelajaran. Dalam rangka memanfaatkan peluang tersebut Unit Media Teknologi Informasi dan Komunikasi (MTIK) PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Matematika mengadakan pelatihan bertema Pemanfaatan Online Social Network sebagai Media Pembelajaran. Kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 4 Mei sampai dengan 6 Mei 2009 ini dibuka oleh Winarno, M.Sc. (Kabid Program dan Informasi) dan dihadiri oleh jajaran pejabat PPPPTK Matematika yaitu Muhammad Fuad Almasrury, S.E., M.M. (Kabid Fasilitasi Peningkatan Kompetensi) dan Yuliawanto (Kasi Data dan Informasi).
Pelatihan dipandu oleh 2 staf Unit MTIK, Muh. Tamimuddin, M.T. dan Estina Ekawati, M.Pd.Si. Peserta pelatihan adalah siswa SMA yang berasal dari beberapa SMA di Yogyakarta dan sekitarnya. Sebelumnya kegiatan serupa pernah juga diselenggarakan bagi para guru.
Materi pelatihan antara lain pendaftaran dan pengelolaan account Facebook, mengikuti group di Facebook, membuat dan mengelola blog serta pengenalan akses social network dan internet melalui ponsel.
Pada kesempatan tersebut, diperkenalkan pula komunitas EduFezt sebagai wadah pengguna social network untuk tujuan pembelajaran. EduFezt terbuka untuk umum baik siswa, guru, orang tua siswa, maupun masyarakat untuk saling berinteraksi dan berbagi informasi. (Informasi lebih lengkap dapat diakses di edufezt.wordpress.com).
Dari kegiatan pelatihan ini diharapkan siswa mampu mengenali dan menggunakan social network serta memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan yang positif, khususnya untuk pendidikan..

Dari online social networking ini, kita juga dapat membuat strategi bisnis.
Strategi yang bisa digunakan untuk mendatangkan pengunjung ke situs kita adalah :
Membuat Tulisan :
Beberapa situs social network diatas menyediakan fasilitas Buletin atau Jurnal yang bisa kita isi dengan berbagai tulisan. Lewat fasilitas ini, kita bisa membuat tulisan seputar bisnis online atau internet marketing, yang di akhir tulisan kita bisa mencantumkan link URL yang menuju ke situs kita. Dengan cara ini, situs kita bisa mendapat pengunjung gratis.
Membuat Video :
Hampir semua social network / social media site menyediakan upload video, baik untuk keperluan pribadi maupun untuk publik / share. Melalui fasilitas ini, kita bisa membuat video yang berhubungan dengan topik situs kita, didalam video tersebut kita bisa mencantumkan link URL situs kita, baik tampilannya hanya beberapa kali maupun tulisan url nya ada terus sepanjang video.
Membuat Group :
Kita juga bisa membuat Group Tentang Bisnis Online, dimana Topik Groupnya bisa lebih khusus lagi, misalnya Internet Marketing, dimana di Group tersebut kita bisa mengundang teman-teman lainnya untuk bergabung, lalu kita bisa berdiskusi tentang suatu Topik dimana Topik yang kita bicarakan tujuannya untuk Marketing Bisnis Online.
Cara lain adalah membuat tutorial video tentang bisnis online atau internet marketing, yang didalamnya mencantumkan link url ke situs kita. Di youtube, video tutorial seperti ini banyak sekali. Coba saja ketikkan kata kunci internet marketing di search youtube, maka akan muncul banyak sekali video internet marketing.

Artikel tersebut saya ambil dari http://muliardybanun-online.com/strategi-marketing-melalui-social-network .